Jumat 26 Juli 2013
lalu KPU Tulungagung menyelenggarakan Buka Bersama dalam rangka Sosialisasi Pemilukada Propinsi Jawa Timur Tahun 2013. Hadir dalam
acara yang mendatangkan Ketua MUI Tulungagung, KH Hadi Muhammad Mahfudz (Gus
Hadi) diantaranya dari Parpol, Panwaslu, Tokoh Masyarakat, Polres, Ormas, LSM ,
Perguruan Tinggi,Mahasiswa Ketua PPK se-Tulungagung, SKPD (Satuan Kerja
Perangkat Daerah) lingkup Pemkab Tulungagung yang terkait.dan seluruh
Komisioner KPU Tulungagung dan Sekreataris KPU Tulungagung.
Selasa, 30 Juli 2013
Sabtu, 27 Juli 2013
H-10 Pantura Siap Sambut Pemudik
Memasuki Bulan Ramadhan, Kementerian
Pekerjaan Umum mulai memastikan tentang kondisi kesiapan jalur mudik lebaran
2013. Salah satunya, jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa yang pada H-10 nanti
dinyatakan siap menyambut pemudik. Saat ini, Kementerian PU tengah menyiapkan
konstruksi lebih permanen untuk jalan nasional di jalur Pantura Jawa yang
memiliki panjang sekitar 1.100 kilometer sesuai dengan amanat pembangunan
berkelanjutan.
Solusi Tingkatkan Kesejahteraan
Kembangkan Agribisnis Peternakan
Kabupaten Blitar merupakan
satu diantara sentra produksi peternakan di Jawa Timur, utamanya ternak unggas.
Dalam tiap harinya sekitar 450 ton telur, 23 ribu ton daging dalam
per-tahun mengalir ke berbagai kota di Indonesia. Ini jelas
mendukung program nasional dan visi Kabupaten Blitar, “Terwujudnya
Kabupaten Blitar Yang Sejahtera, Religius dan Berkeadlilan″. Bahkan kabupaten
yang memiliki 22 kecamatan ini giat mengembangkan agribisnis peternakan,
khususnya ayam lokal (buras). Tujuannya sebagai penyedia lapangan usaha
dan penyangga ketahanan pangan. Demikian ungkapan Asisten Administrasi dan
Umum, Miftakhudin saat membacakan sambutan Bupati Blitar dalam kegiatan
penilaian Lomba Agribisnis Peternakan Tingkat Nasional di Desa Plosoarang,
Kecamatan Sanankulon, 16 Juli lalu.
LOMBA AGRIBISNIS PETERNAKAN TINGKAT NASIONAL TAHUN 2013
Wakil Bupati Mojokerto
Dra. Hj. Choirun Nisa’ MPd menerima Tim Penilai lomba agribisnis peternakan
Tingkat Nasional pada kelompok peternak itik “ Karya Tani” bertempat di Kantor
Sekretariat Kelompok Tani Desa Pungging Kecamatan Pungging. Hadir dalam acara
tersebut, Ketua Tim Penilaian Lomba Agribisnis Peternakan dari Ditjen
Peternakan dan Kesehatan Hewan bersama anggota, Dinas Peternakan Provinsi Jawa
Timur, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Mojokerto, Asisten Ekonomi
dan Pembangunan, Camat dan Muspika Kec. Pungging, Kepala Desa Pungging.
Pemkot Distribusikan Sembako Murah
Mengantisipasi kenaikan harga sebagai konsekuensi kenaikan BBM dan datangnya bulan
Ramadhan, Pemkot Malang merealisasikan program paket sembako murah ke warga
miskin Kota Malang. Paket sembako ini secara simbolis diserahkan Wali Kota
kepada masyarakat dalam apel pagi di Balai Kota Malang, Senin 15 Juli 2013 lalu.
Jumat, 26 Juli 2013
Menuju Kediri Sehat Dengan Pertanian Organik
Pengembangan kawasan organik yang bersahabat dengan alam telah menjadi kebutuhan
masyarakat sekarang, komuditas pertanian organik yang ramah lingkungan telah
kembangkan di Kabupaten Kediri dalam mendukung kegiatan ekonomi masyarakat guna
meningkatkan pola hidup sehat tanpa bahan kimia.
RUU ASN Posisikan PNS Sebagai Aset Negara
Salah satu perubahan mendasar dalam manajemen SDM aparatur adalah
perubahan dari pendekatan personnel administration yang hanya
berupa pencatatan administratif kepegawaian kepada human resource
management. “Pendekatan ini memandang sumber daya manusia aparatur sebagai
aset negara yang harus dikelola, dihargai, dan dikembangkan dengan baik,” demikian
ujar Wakil Menteri PANRB Eko Prasojo di Jakarta,beberapa hari yang lalu .Dikatakan,
pekerjaan tempat PNS mengabdi saat ini belum dipandang sebagai sebuah
profesi yang memiliki standar pelayanan profesi, kode etik profesi, dan
pengembangan kompetensi profesi yang harus dihormati, dijaga, dan dijadikan
dasar dalam berbagai kebijakan dan manajemen SDM.Yang menyedihkan, PNS sebagai
abdi negara dan abdi masyarakat tidak dianggap sebagai aset negara, bahkan
kadang-kadang dipandang menjadi beban negara. Dengan rasio PNS dibandingkan
penduduk yang hanya 1,89 persen, keberadaan PNS dirasakan belum memberikan
manfaat yang optimal kepada masyarakat.RUU ini, lanjut Wamen, menempatkan
aparatur sipil Negara (ASN) sebagai sebuah profesi yang harus memiliki standar
pelayanan profesi, nilai dasar, kode etik dan kode perilaku profesi, pendidikan
dan pengembangan profesi, serta memiliki organisasi profesi yang dapat menjaga
nilai-nilai dasar profesi.Profesi ASN ini terdiri dari profesi-profesi spesifik
yang dikenal sebagai jabatan fungsional seperti dosen, guru, auditor,
perencana, dan analis kebijakan. “Karena itu, kelak jika RUU ASN ini sudah
ditetapkan, setiap birokrat harus memiliki standar pelayanan profesi,
melaksanakan nilai dasar kode etik profesi, dan wajib mengembangkan keahlian
profesinya secara periodik,” tambah guru besar UI ini.Untuk memperkuat sistem
merit dalam birokrasi, ASN terdiri dari PNS dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja (PPPK) dengan basis utama kompetensi, kompetisi, dan kinerja.
Berbeda dengan istilah pegawai honorer atau pegawai tidak tetap (PTT) pada masa
sebelumnya, PPPK tidak dapat diangkat menjadi PNS. Jadi tidak semua pegawai
yang bekerja untuk pemerintah harus berstatus PNS, tetapi dapat berstatus
pegawai kontrak berjangka waktu. Namun ASN tidak menggantikan PNS seperti
dilansir salah satu media. “ASN terdiri dari PNS dan PPPK,” tegas Wamen.Perubahan
mendasar lain, RUU ASN ini juga akan mengubah dari pendekatan closed
career system yang sangat berorientasi kepada senioritas dan kepangkatan,
kepada open career system yang mengedepankan kompetisi dan
kompetensi ASN dalam promosi dan pengisian jabatan.RUU ini meletakkan dasar
kompetisi terbuka di antara PNS dalam proses pengisian jabatan, khususnya
eselon I dan II yang kelak disebut jabatan pimpinan tinggi (JPT). Proses
pengisian jabatan dalam birokrasi akan menganut sistem promosi terbuka, yang saat
ini oleh Gubernur DKI Jakarta disebut ”lelang jabatan”. Jika RUU ASN ditetapkan
menjadi Undang-Undang, pengisian JPT baik di pusat maupun di daerah akan
dilakukan secara terbuka atau ”dilelang” di antara PNS yang memenuhi
syarat-syarat jabatan dan standar kompetensi jabatan.Dengan demikian, PNS
daerah dapat memiliki kesempatan duduk dalam jabatan-jabatan di tingkat pusat
maupun di daerah lainnya. Cara ”lelang” jabatan ini diharapkan dapat memperkuat
kompetisi di antara PNS, menggerakkan pengetahuan dan mobilitas PNS, serta
memperkuat implementasi NKRI.Beberapa pokok pengaturan lain dalam RUU ASN
antara lain menyangkut sistem dan struktur penggajian berbasis kinerja dan
pemberhentian pegawai karena tak tercapainya kinerja dalam beberapa tahun
berturut-turut, serta kewajiban re-apply (melamar ulang) bagi
pejabat yang telah menduduki jabatan selama lima tahun untuk duduk kembali pada
jabatan yang sama
Tulungrejo Memilih
September mendatang rakyat desa Tulungrejo k ecamatan
Karangrejo Tulungagung bakal memilih kepala desa periode mendatang,ini terkait
dengan masa jabatan kepala desa (saat ini) akan berakhir bulan Oktober 2013.BPD telah mengambil langkah
untuk persiapan perhelatan Pilkades ,awal Juli yang lalu BPD desa sempat telah
membentuk panitia denga mengundang tokoh-tokah masyarakat desa setempat.Terpilih
sebagai ketua panitia Herujatmiko yang
akan memimpin 21 anggota panitia terpilih lainya ,terpisah Koko panggilan akrab
ketua mengatakan akan menjalankan tugasnas sesuai peraturan perundangan yang
berlaku,dalam hal ini Perda Tulungagung ,terang kepala sekolah tersebut,senada
dengan itu ketua BPD setempat Priyo
berharap agar kemandirian panitia tetap terjaga ,karena kemandirian
tersebut menentukan netralitas panitia
Pilkades yang akan datang.
Yusak (tengah)
kades,bersama ketua LPM dananggota BPD.(Foto: Yatno)
Aroma Pungli Prona di Desa Bangoan
Proyek Nasional
Nasional Agrarian (PRONA) di Desa Bangoan Kecamatan. Kedungwaru,
Tulungagung menimbutkan pungutan-pungutan . Harapan Masyarakat desa setempat
dengan untuk mendapatkan keringanan
biaya pensertifikatan tanah melalui Prona pudar sudah, ,alasanya Prona yang
yang kini sedang berlangsung warga tetap dipungut biaya besar “ 325ribu “ kata
peserta ,itupun tawar menawar, katanya lagi ,semula 500 ribu,terus akhirnya 325
ribu terus peserta .Tepisah Ketua Pokmas, WD saat ditemu media ini dirumahnya
membenarkan jika pihak Pokmas meminta
biaya sebesar 325riby terhadap pemohon, itupun sudah klir sudah disetujui oleh
pemohon dalam musyawarah dan sosialisasi yang dilaksanakan di balai Desa.dan dana
tersebut digunakan untuk beli materai, patok, ATK, Biaya ukur dan jasa Pokmas.
Salah satu peserta dari 250 peserta PRONA saat dikonfirmasi menyatakan
sebenarnya kami sangat keberatan, katanya gratis, ternyata ada biaya. Ya
terpaksa jual kambing untuk biaya tersebut karena kami dah tua dan tidak punya
pekerjaan, sawah saja tidak punya kami hanya buruh itupun kalau ada yang
menyuruh, demikian salah satu warga yang tidak mau disebutkan. Sugianto Camat
Kedungwaru saat diklarifikasi menyatakan
tidak tau menahu menahu tentang pungutan tersebut ,harap tanya ke
Pokmas-nya saja , katanya kepada Forum Indonesia(sep/tok/yat).
Sumber anggaran PRONA dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan dalam DIPA Kantor
Pertanahan Kabupaten maupun Kota, pada Program Pengelolaan Pertanahan.
Catatan:*
- Dalam pelaksanaan kegiatan PRONA semua biaya: Biaya Pendaftaran, Biaya Pengukuran, Biaya Pemeriksaan Tanah adalah GRATIS (PEMOHON TIDAK DIPUNGUT BIAYA/BEBAS BIAYA) , dengan ketentuan semua persyaratan sebagaimana tercantum di atas telah lengkap dan benar.
- Biaya yang timbul akibat dari persyaratan yang harus dipenuhi sebagaimana di atas menjadi tanggung jawab pemohon / peserta PRONA (TIDAK BEBAS BIAYA)
Sebagaimana sumber BPNRI
diatas,sebenarnya peserta hanya dibebani biaya yang timbul dari persyaratan
yang harus dipenuhi,sehigga masyarakat akan mendapat keringatan biaya,namun
demikian kesepakatan sudah dicapai meski harus dipahami dalam kesepakatan itu
betulkah kehendak peserta atau tidak,namun seperti diberitakan diatas tentang
tawar menawar,tampaknya pihak-pihak yang berkepentingan dapat menjelaskan
sehingga masyarakat mendapat penjelasan yang memadai.(sef//yat)
Kamis, 18 Juli 2013
Sabtu, 06 Juli 2013
Mohammad Hatta dan Ide Negara Hukum
Mohammad
Hatta dilahirkan di kota kecil nan bersifat kosmopolit,Bukuit Tinggi Sumatera Barat,pada
12 Agustus 1902. Ia putera dari pasangan Haji Mohammad Djamil dan Saleha,Hatta,
bungsu adalah cucu dari seorang ulama besar di Sumatera Barat ketika itu,Syekh
Abdurracman,yang dikenal sebagai syekh Batu Ampar.Sejak kanak- kanak,Hatta
memperoleh pendidikan agama yang kokoh dalam keluarga dan pendidikan modern
yang baik. Ia menempuh pendidikan SR [Sekolah Rakyat]. ELS [Europese Lagere
School],MULO [Meer Uitgebreid Lager
Onderwijs ],
Kritik Sosial dan Pers Nasional
Kritiksosialdapatdisampaikan melalaui wahana,mulai dari cara
yang paling tradisional,seperti pepe [berjemurdiri],ungkapan –
ungkapan sindiran melalui komunikasi antar personal dan komunikasi sosial,melalui berbagai pertunjukan sosial dan kesenian melalui komunikasi publik,seni sastra dan
media massa.Media massa hingga kini dianggap paling
efektif,populer,rasional serta institusional.Adapun jenis media massa yang paling
efektif dan artikulatif dalam menyampaikan kritik sosial adalah pers [media cetak]
Senin, 01 Juli 2013
Diklat Jurnalistik Kader PKK
“ Manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, sehingga pulang dari
mengikuti pelatihan ini ilmunya bisa bertambah
terutama dalam hal menulis, apalagi yang awalnya sudah memilki bibit keahlian
menulis dengan pelatihan ini akan semakin terasah.”pesan Hj,Tjajuk Rendra
Kresna dalam sambutanya sebagai ketua TP PKK Kabupaten Malang
Mereka adalah para kader terbaik tingkat kecamatan.
Yang tentu saja memiliki potensi yang mumpuni baik dalam hal pengetahuan maupun
skil didalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Rakyat Melawan
Rakyat Melawan
………..Ketika bangsa ini menyatakan diri merdeka (Republik)
relasi antara kekuasaan negara dan rakyat tidak lagi memola kekuasaan kolonial,
tetapi jutsru memberi ruang terhadap eksperimen demokrasi.
Jika membaca tradisi perlawanan rakyat
melawan kekuasaan ternyata sudah berlangsung lama, jauh sebelum bangsa ini
mengumandangkan kemerdekaan. Cara rakyat melawan kekuasaan dari waktu ke waktu
berbeda-beda bergantung penguasa dan zamannya. Ketika Nusantara dilambari
dengan kehadiran negara-negara kecil yang mewujud dalam local states yang
menyebar di berbagai kepulauan, perlawanan terhadap penguasa masih bersifat
lokal
Napsu Besar, Kurang Tenaga
Pemenang dalam Pilkades juga menyisakan
yang tidak terpilih sebagai bukti telah berlalunya kompetisi, disamping mereka yang
tidak terpilih telah membuang ongkos besar terdapat pula Incumbent yang tidak
bisa meneruskan duduknya di kursi kepala desa, bahkan ada calon Incumbent yang
tertinggal 1046 selisih suara, sementara salah satu calon hanya mendulang kurang
dari 860 suara, pemenang Pilkades Beji lebih bertenaga dibanding dua kompitetor
lainya, berbeda halnya dengan desa Pucung Kidul, calon Incumbent memiliki daya
yang sangat besar dengan perolehan 1810 suara dan meninggalkan pesaingnya
dengan 1057 suara. Pilkades serentak di kecamatan Boyolangu yang digelar pada
21 Mei 2013 juga memastikan empat calon kepala desa Incumbent yang tidak meneruskan
pegang “ stempel “ kepala desa, Moyoketen, Sobontoro, Beji, Serut. Sementara
desa Tanjungsari, Kepuh, Wajak Kidul, Pucung Kidul, Boyolangu, Kendalbulur, kursi
kepala desa masih tetap akan diduduki untuk enam tahun kedepan oleh orang yang sama.
Tidak
semua calon yang tidak terpilih disebut sebagai kurang tenaga karena dalam
Pilkades serentak itu terdapat dua desa yang bisa disebut sebagai “ lawan
tanding di tempat tidur “ saja, bahkan salah satu calonnya disebut “ tidak
bernafsu “, desa Kepuh dan Kendalbulur, meski para calon tetap duduk dilokasi yang
dekoratif ala pengantin, sesengguhnya tidak terjadi peperangan yang sesengit
seperti terjadi di desa lainya, bisa ditebak di kedua tempat ini langit tetap
cerah dan oksigen tetap segar karena rendahnya suasana mistik dan kemenyan yang
dibakar namun pastinya putaran rupiah juga minim karena tidak menarik para
botoh, ini terjadi karena mereka yang dipilih adalah sepasang suami isteri yang
juga Incumbent, sudah dipastikan mereka tetap akan “nggarap bengkok” siapapun
yang terpilih. Sementara bagi puluhan calon kepala desa lainya yang tidak
terpilih, masih ada peluang periode mendatang tentunya harus dengan tenaga penuh.
Awas! Daging Gelonggongan Beredar
Namanya
“daging” bagian penting dari tubuh manusia maupun hewan,karena penting
itulah selalu dibutuhkan dan menjadi bahah pembicaraan yang sering pula membawa
korban, bahkan karena daging “secuil” mereka saling membunuh, ada heboh dendeng
terkontaminasi daging celeng,pentol bakso dicampuri daging tikus,bahkan masih
dijaman orde baru heboh daging babi dalam MSG. Akhir-akhir ini masyarakat disuguhi
pemberitaan terkait kasus suap impor daging.Hampir semua media cetak maupun
elektronik menjadikan kasus suap impor daging menjadi topik utama. Kasus yang
saat ini sedang ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bermula dari
dugaan uang suap yang di berikan oleh direktur PT Indoguna Utama Juard Efendi
dan Arya Abdi Effendi senilai 1,3 Milyar melalui Ahmad Fathanah kepada mantan
presiden PKS Lutfi Hasan Ishak untuk pengurusan tambahan kuota Impor daging
sapi kepada Menteri Pertanian Suswono yang juga merupakan petinggi PKS. Soal
daging itu juga mengenai hebohnya berita wanita-wanita di sekeliling Ahmad
Fathanah dan Lutfi Hasan Ishak yang jadi komsumsi publik.
Indonesia Menggugat
Seratus
Dua Belas tahun yang lalu di sebuah kota di Jawa Timur Soekarno
dilahirkan, 6 Juni 1901 tepatnya. Meski sangat terkenal dengan sebutan Bung
Karno, Proklamator itu semula bernama Koesnososro Soekarno, penggantian nama
menjadi hanya-Soekarno-saja, karena
putra dari R. Sukemi Sosrodiharjo saat masa kecilnya sakit-sakitan, namun anak
seorang guru itu menamatkan sekolah dasarnya pada usia 13 tahun di Mojokerto, sekolah
dasar Bumi Putera namanya.
Kemudian ia melanjutkan ke sekolah dasar Belanda di
Surabaya, anak dari bangsawan Bali dari garis ibunya itu tinggal di rumah HOS
Tjokroaminoto yang seorang pemimpin Serikat Islam. Putra Ida Ayu Nyoman Rai itu
mulai berkiprah di dunia pergerakan saat ia menuntut pendidikan di HBS Surabaya.
Setelah itu ia melanjutkan pendidikan di Technische Hoge School [Institut
Tehnologi] Bandung. Saat di Bandung itulah ia terus bergiat di bidang
pergerakan. Gagasan-gagasannya mengenai dunia pergerakan makin dimatangkan saat
ia memimpin sebuah kelompok studi kaum terpelajar di kota Kembang tersebut. Ia
baca dan diskusikan berbagai literatur mutakhir sampai Ia lulus tahun 1925.
Langganan:
Postingan (Atom)