Pariwisata


                       Bangli Welcome Center
 Bangli Forum Indonesia --Untuk lebih menggairahkan  daya tarik wisata Kitamanai sebagai daerah tujuan wisata  di kawasan hutan Kintamani. dalam waktu dekat Pemerintah Kabupaten Bangli akan segera mengembangkan Taman Wisata Alam
 Hal ini terlihat, ketika Bupati Bangli I Made Gianyar, SH.,M.Hum didampingi Plt. Sekda Drs. Bagus Rai Darmayudha, MM dan sejumlah pimpinan SKPD Kabupaten Bangli menggelar audensi dengan Ketua Asosiasi Pariwisata Alam Indonesia David Makes dan Manager Pariwisata Berkelanjutan PT. Bukit Penelokan Hijau Teguh Hartono, investor yang akan mengembangkan TWA dikawasan hutan Desa Suter Kintamani. Acara yang digelar di ruang rapat Bupati Bangli, juga dihadiri oleh Staf Khusus Kementerian Kehutanan Bidang Perundang Undangan Made Subadia Gelgel dan Kepala Seksi Wilayah II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali I Ketut Catur Marbawa.
Manager Pariwisata Berkelanjutan PT. Bukit Penelokan Hijau Teguh Hartono  pada kesempatan itu menyampaikan, Taman Wisata Alam (TWA) merupakan model pengembangan pariwisata berkelanjutan. Yang artinya, pengembangan kawasan ini nantinya tidak akan merusak alam dan tetap mempertahankan kondisi aslinya. Terlebih dalam pariwisata berkelanjutan ini, masyarakat yang ada dalam kawasan pengembangan WTA ini akan ditempatkan sebagai pelaku bukan hanya sebagai penonton.

Dikatakan juga, paling tidak minimal 25 Ha lahan diperlukan untuk pengembangan TWA. Berdasarkan riset dilapangan, kawasan hutan Desa Suter merupakan tempat yang paling tepat untuk pengembangan TWA ini, karena alamnya yang sangat mendukung serta lokasinya yang sangat strategis dekat dengan obyek wisata penelokan, yang merupakan center dari obyek wisata Kintamani. Dalam TWA nanti akan dikembangkan berbagai jenis atraksi pariwisata, seperti taman burung, tracking, jungle tracking, berkuda serta wisata edukasi dan reset. Selain itu juga akan dibangun  restoran diatas pohon, sarana out bond dan rumah gantung dipuncak tebing. Diman inti dari pengembangan TWA ini adalah menselaraskan pembangunan pariwisata dengan kondisi alam. Selain TWA dalam kawasan hutan Desa Suter juga akan dibangun Bangli Welcome Center(BWC) sebagai pusat informasi pariwisata Bangli secara menyeluruh.
Pembangunan BWC ini diharapkan dapat menyempurnakan pengembangan pariwisata di Kabupaten Bangli. Karena semua informasi tentang pariwisata di Kabupaten Bangli bisa diakses ditempat ini. Namun rencana pengembangan TWA dan BWC dikawasan hutan Desa Suter Kintamani ini, masih memerlukan waktu, karena harus melengkapi berbagai persyaratan sebelum izin pengembangan dikeluarkan oleh Kementerian Kehutanan karena rencana pengembangan TWA dan BWC ini berada pada kawasan hutan lindung. Mudah-mudahan dengan dukungan dari semua pihak, TWA dan BWC ini bisa segera kita wujudkanharapnya.
Sementara itu Bupati Bangli I Made Gianyar menyampaikan, siap mendukung penuh rencana investor yang dalam hal ini PT. Bukit Penelokan Hijau untuk mengembangkanTWA dan BWC di Kabupaten Bangli. Namun dengan catatan, semua persyaratan legal untuk pengembangan kawasan ini bisa dipenuhi. Menurutnya, Bangli khususnya Kintamani memiliki banyak potensi alam yang sangat menjanjikan jika dikembangkan menjadi obyek wisata, hanya saja selama ini belum pernah terekspose dan terkelola secara maksimal. Apalagi TWA ini memiliki konsep yang sama dengan Geopark yakni mengedepankan pelestarian alam. Mudah-mudahan TWA dan BWC ini segera dapat diwujudkan, sehingga Kabupaten Bangli akan memiliki lebih banyak lagi obyek wisata berkelas dan secara bertahap mampu mengangkat kejayaan parisata Kintamani. Itu yang kita harapkan dengna kehadiran TWA dan BWC ini harapnya. ( Daeng Ahmadi//hms)


                               Bupati  Segera Keluarkan Perbup


Bangli Forum Indonesia--Semrawutnya  tata ruang Obyek Wisata Penelokan Kintamani dan sekitarnya membuat Bupati Bangli I Made Gianyar mulai gerah, 10 Pebruari bertempat di Gedung BMB, Bupati  langsung mengambil langkah cepat dengan memanggil seluruh pimpinan SKPD untuk membahas persoalan ini.

Bupati Made Gianyar  menyampaikan, Kintamani hingga saat ini merupakan icon dari pariwisata Kabupaten Bangli selain beberapa obyek lain seperti Pura Kehen dan Desa Tradisional Penglipuran. Namun dalam kurung waktu beberapa tahun belakangan, obyek wisata Kintamani terus mengalami degradasi akibat kurangnya pemahaman masyarakat disekitar untuk ikut menjaga keberlangsungan obyek ini. Padahal menurut Bupati Made Gianyar, dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, pemerintah Kabupaten Bangli  telah melakukan investasi yang cukup besar untuk menata wajah obyek wisata Penelokan dan sekitarnya dan meningkatkan sumber daya manusia pendukung pariwisata seperti pedagang souvernir dan pemandu lokal. Mereka kita ajak berstudy tour ke sejumlah obyek wisata di luar Bangli yang secara manajemen telah tertata dengan baik seperti obyek wisata Tanah Lot dan Bedugul, Kabupaten Tabanan. Namun kenyataan yang terjadi sekarang, wajah obyek wisata Penelokan yang secara fisik sudah tertata sedemikian cantiknya, dinodai dengan kehadiran pasar desa yang tumpah ruah mengotori sentra obyek wisata Kintamani ini. Belum lagi para pedagang yang membangun lapak tenda dari terpal dan bambu yang semakin menimbulkan pemandangan kumuh. Padahal pemerintah Kabupaten Bangli telah membuat kesepakatan dengan masyarakat khususnya para pedagang pasar desa. Mereka dibolehkan berdagang di sekitaran obyek wisata penelokan, dengan kosekwensi sebelum pukul 10.00 wita atau jam kunjungan wisatawan dimulai, obyek wisata Penelokan harus sudah steril dari aktivitas pasar desa. Namun kenyataanya sekarang, kesepakatan ini mulai dilanggar terlebih lapak pedangang ini dibiarkan begitu saja seusasi mereka berjualan. Selain itu, keluhan klasik kembali ditujukan kepadapedagang souvernir dikawasan ini, dimana mereka masih terkesan memaksa saat menjajakan barang dagangannya. Sehingga pihaknya akan mengambil langkah  “Kejadian ini sungguh mengkawatirkan, sudah dipastikan ini akan menggangu kenyamanan wisatawan yang berkunjung ketempat ini. Sehingga harus segera diambil tindakan kongkrit untuk menyelamatkan obyek wisata Penelokan, agar jangan sampai ditinggalkan wisatawan”ucap Made Gianyar.
Lebih lanjut, Bupati  juga menyoroti masalah retribusi tiket masuk dikawasan Penelokan, yang diduga masih ada oknum petugas pemungut tiket  bermain mata dengan travel agen yang membawa wisatawan ke kawasan ini. Permasalahan ini juga harus segera ditindak lanjuti. Khusus untuk mengatasi permasalahan pedagang dikawasan obyek wisata, Bupati akan segera merancang Perbup Tata Niaga Obyek Pariwisata. Dalam Perbup Tata Niaga ini akan diatur siapa saja yang boleh berjualan, apa saja yang boleh dijual dan kawasan mana saja boleh dimanfaatkan untuk berjualan. “Selama ini kita telah menggunakan kecerdasan berfikir untuk mengatasi berbagai permasalahan yang muncul, namun kalau langkah ini dirasa belum cukup, langkah terakhir yang akan kita tempuh adalah memanfaatkan kecerdasan eksekusi,jadi kalau pendekatan secara preventif tidak berhasil, langkah yang kita tempuh adalah dengan tindakan tegas. Kalau diperlukan dengan melibatkan pihak Kepolisian”tegas Made Gianyar.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangli Drs. Wayan Adnyana mengatakan, untuk mengatasi dugaan bocornya retribusi tiket masuk ke kawasan obyek wisata Penelokan, pihaknya dalam waktu dekat akan menyampaikan surat edaran yang berisi himbauan kepada travel agen dan pelaku pariwisata, bilamana mengajak wisatawan ke kawasan obyek wisata Penelokan Kintamani agar membeli tiket sesuai dengan jumlah wisatawan yang dibawa. Selain itu akan dibentuk tim yang melibatkan unsure dari Pol PP, Perhubungan, Dispenda, Kejaksaan dan Kepolisian yang nantinya akan bertugas melakukan uji petik kendaraan yang membawa wisatawan ke obyek wisata Kintamani. Apakah jumlah tiket yang dibayarkan sudah sesuai dengan jumlah wisatwan yang dibawa. Apabila ditemukan kecurangan, maka tim akan melakukan pungutan ulang sesuai dengan jumlah wisatwan. “Ini langkah yang akan kita tempuh untuk mengatasi permasalahan obyek wisata Kintamani”terangya ( Ziki Ramadani,berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar