Sabtu, 06 Juli 2013

Kritik Sosial dan Pers Nasional





Kritiksosialdapatdisampaikan melalaui wahana,mulai dari cara yang paling tradisional,seperti pepe [berjemurdiri],ungkapan – ungkapan sindiran melalui komunikasi antar personal dan komunikasi sosial,melalui berbagai pertunjukan sosial dan kesenian melalui komunikasi publik,seni sastra dan media massa.Media massa hingga kini dianggap paling efektif,populer,rasional serta institusional.Adapun jenis media massa yang paling efektif dan artikulatif dalam menyampaikan kritik sosial adalah pers [media cetak]
Seluruh makna kritik sosial bagi pers tersebut nampaknya cenderung lebih banyak berhadapan dengan aspek power,kekuasaan Negara atau pemerintah,yang didefinisikan sebagai sosok yang punya kecenderungan distorsif,eksesif,represif,kolusif,,dan lain sebagainya yang perlu dikontrol,diawasi,dikritik.Kekuasaan yang cenderung otoriter dan             tidak demokratif, tidak mempertimbangkan aspirasi masyarakat,karena itu perlu,memperhatikan pers sebagai suara masyarakat.Agar kemarahan dan kebencian masyarakat terhadap tindakan kesewenang - wenangan kekuasaan tidak eksplosif dan meledak menjadi kerusuhan,maka pers perlu menyalurkan dengan cara menjadikan dirinya sebagai wahana katarsissosial.
Posisi pers yang cenderung berhadapan dengan kekuasaan ini menurut Denis McQuail bahwa sejak awal perkembangan pers “ sudah menjadi lawan nyata’’ atau ‘’ musuh penguasa mapan’’.Citra pers yang dominan dalam sejarah,kataMcQuail,selalu dikaitkan dengan pemberian hukuman bagi para pengusaha percetakan,penyuntingdan wartawan yang berjuang untuk memperoleh kebebasan penerbitan,kemerdekaan pers,penegakan hak azasi manusia dan demokrasi.
Didalam praktik politik diberbagai negara,termasuk Indonesia,memang tidak semua pers fitrahnya selalu merupakan bagiandari kontrol atas perilaku dari kekuasaan. Ada  pers yang justru diciptakan atau merupakan bagian dari kekuasaan,ada sejumlah pers yang kelahiranya,pengelolaanaya,orentasi redaksional,sumber daya manusianya dan kapitalnya seluruhnya berasal dari negara ,misalnya BeritaYudha sebelum pergantian kepemilikanya pada 1996,juga Harian Angkatan Bersenjata termasuk Suara Karya.

Terdapat argumentasi lain dan perlu dicatat,bahwa penyaluran kritik sosial melalui pers juga memiliki fungsi bisnis,dimana hanya pers yang kritis dan aspiratiflah yang akan dibaca dan tentunya dibeli orang.Pers yang banyak menyalurkan kritik sosial,aspirasi masyarakat dan menghindarkan diri menjadi bagian dari kekuasaan akan lebih banyak diminati pembaca atau masyarakat dan punya khalayak luas.Khalayak yang luas inilah yang membuat para pengusaha,produsen,biro iklan untuk memasang iklan di media tersebut.Pada posisi inilah pers yang kritis menjadi komersial,dalam arti berhasil mengembangkan dan meningkatkan kapitalnya.(win berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar