Kritiksosialdapatdisampaikan melalaui wahana,mulai dari cara
yang paling tradisional,seperti pepe [berjemurdiri],ungkapan –
ungkapan sindiran melalui komunikasi antar personal dan komunikasi sosial,melalui berbagai pertunjukan sosial dan kesenian melalui komunikasi publik,seni sastra dan
media massa.Media massa hingga kini dianggap paling
efektif,populer,rasional serta institusional.Adapun jenis media massa yang paling
efektif dan artikulatif dalam menyampaikan kritik sosial adalah pers [media cetak]
Seluruh makna kritik sosial bagi pers tersebut nampaknya cenderung lebih banyak berhadapan dengan aspek power,kekuasaan Negara atau pemerintah,yang didefinisikan sebagai sosok
yang punya kecenderungan distorsif,eksesif,represif,kolusif,,dan lain sebagainya
yang perlu dikontrol,diawasi,dikritik.Kekuasaan yang
cenderung otoriter dan tidak demokratif, tidak mempertimbangkan aspirasi masyarakat,karena itu perlu,memperhatikan pers sebagai suara masyarakat.Agar kemarahan dan kebencian masyarakat terhadap tindakan kesewenang - wenangan kekuasaan tidak eksplosif dan meledak menjadi kerusuhan,maka pers perlu menyalurkan dengan cara menjadikan dirinya sebagai wahana katarsissosial.
Posisi pers yang
cenderung berhadapan dengan kekuasaan ini menurut Denis
McQuail bahwa sejak awal perkembangan pers “ sudah menjadi lawan nyata’’ atau
‘’ musuh penguasa mapan’’.Citra pers
yang
dominan dalam sejarah,kataMcQuail,selalu dikaitkan dengan pemberian hukuman bagi para pengusaha percetakan,penyuntingdan wartawan
yang berjuang untuk memperoleh kebebasan penerbitan,kemerdekaan pers,penegakan hak azasi manusia dan demokrasi.
Didalam praktik politik diberbagai negara,termasuk Indonesia,memang tidak semua pers fitrahnya selalu merupakan bagiandari kontrol atas perilaku dari kekuasaan.
Ada pers yang justru diciptakan atau merupakan bagian dari kekuasaan,ada sejumlah pers
yang kelahiranya,pengelolaanaya,orentasi redaksional,sumber daya manusianya dan kapitalnya seluruhnya berasal dari negara ,misalnya BeritaYudha sebelum pergantian kepemilikanya pada
1996,juga Harian Angkatan Bersenjata termasuk Suara Karya.
Terdapat argumentasi lain
dan perlu dicatat,bahwa penyaluran kritik sosial melalui pers juga memiliki fungsi bisnis,dimana hanya pers
yang kritis dan aspiratiflah yang akan dibaca dan tentunya dibeli orang.Pers yang
banyak menyalurkan kritik sosial,aspirasi masyarakat dan menghindarkan diri menjadi bagian dari kekuasaan akan lebih banyak diminati pembaca atau masyarakat dan punya khalayak luas.Khalayak
yang luas inilah yang membuat para pengusaha,produsen,biro iklan untuk memasang iklan
di media tersebut.Pada posisi inilah pers yang
kritis menjadi komersial,dalam arti berhasil mengembangkan dan meningkatkan kapitalnya.(win berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar