Jumat, 26 Juli 2013

Menuju Kediri Sehat Dengan Pertanian Organik


Pengembangan kawasan organik yang bersahabat dengan alam telah menjadi kebutuhan masyarakat sekarang, komuditas pertanian organik yang ramah lingkungan telah kembangkan di Kabupaten Kediri dalam mendukung kegiatan ekonomi masyarakat guna meningkatkan pola hidup sehat tanpa bahan kimia.
Bahan makanan yang kita konsumsi sehari-hari khususnya hasil dari pertanian cenderung mengandung bahan cemaran kimia. Hal ini tidak mengherankan karena petani dalam budidaya tanaman menggunakan pupuk kimia, pestisida dan insektisida untuk meningkatkan hasil produksi tanamanya. Padahal sangat jelas bahwa bahan makanan yang mengandung residu bahan kimia sangat tidak baik untuk kesehatan manusia.Hal inilah yang mendasari Romo Hardo Iswanto, CM dalam mengembangkan kawasan pertanian organik di Desa Sambirejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri ± 6 Km arah selatan Pare menuju Kediri atau ± 10 Km arah utara SLG menuju Pare sejak tahun 2008 dan diresmikan dua tahun kemudian. “Bahan makanan saat ini cenderung tidak sehat”, ujar Romo Hardo demikian beliau sering disapa saat mulai menjelaskan kawasan pertanian organik yang beliau kelola. Di lahan seluas 1,5 hektar ini terdapat lahan sawah, peternakan sapi perah dan pedaging, pengolahan pupuk kandang, green house untuk tanaman sayuran dan saat ini sedang dirintis pengembangan perikanan air tawar di kawasan tersebut.Di lahan sawah, ditanam padi varietas lokal seperti Rojolele, Menthik, Susu, Beras Hitam, Beras Merah dan Jasmin. Kenapa dipilih varietas lokal karena lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit meskipun umur panen lebih lama daripada padi hibrida. Selain itu hasil panennya dapat ditanam kembali tidak seperti padi hibrida sehingga biaya produksi lebih murah. Apabila musim kemarau ditanam kedelai hitam. Sedangkan dalam green house ditanam sayuran seperti sawi, kangkung, bayam merah dan selada.
Hasil pertanian dari Gubuk Lazaris, dapat dikatakan murni organik, karena mulai dari media tanam, pupuk, pestisida dan insektisida semua alami. Media tanam yang digunakan merupakan campuran antara tanah dengan pupuk kandang hasil olahan dari peternakan sapi. Demikian juga untuk pupuk yang diaplikasikan ke seluruh tanaman hanya menggunakan kompos dari kotoran ternak sapi. Pestisida dan insektisida alami yang digunakan memanfaatkan dari ekstrak rempah-rempah seperti jahe,kunyit, lengkuas, serai, daun bunga telekan dan berbagai macam bahan alami lainnya, itupun diaplikasikan apabila sudah diperlukan dalam artian apabila serangan hama dan penyakit pengganggu tanaman sudah dalam taraf merusak tanaman. Untuk menjaga lahan pertanian tidak tercemar dari pengairan luar, sumber air dibuatkan sumur untuk mencukupi kebutuhan air dikawasan ini. Gubuk Lazaris terbuka bagi petani atau siapa saja yang ingin bekerjasama dalam hal budidaya tanaman padi maupun sayuran organik.
organik2“Generasi muda saat ini sangat tidak tertarik dengan pertanian, ini di buktikan dengan tidak tertariknya mereka dengan hal-hal yang berkaitan dengan pertanian, bahkan anak seorang petani sendiri bila ditanya apakah mau jadi petani, kecenderungan mereka menjawab tidak mau,dan ini membuat saya prihatin”, imbuh Romo Hardo dalam menjelaskan tujuan kenapa beliau memiliki ide mengembangkan kawasan organik ini. Sehingga tidak mengherankan bila Gubuk Lazaris sering dijadikan tempat tujuan wisata alam dalam rangka mengenalkan dunia pertanian kepada anak-anak. Bahwa bertani itu mudah dan sederhana, bertani itu menarik dan menghasilkan perlu ditanamkan pada anak sejak usia dini. Apabila kita bersahabat dengan alam, maka alam juga akan memberi imbal balik kepada kita. Di Gubuk Lazaris ini siapapun boleh untuk belajar pertanian organik. Bahkan hanya sekedar berkunjung dan melihat-lihat Romo Hardo akan menerima dengan senang hati dan tangan terbuka.Selain produk sayuran segar, Gubuk Lazaris juga membuat produk olahan seperti kecap dari kedelai hitam, susu kemasan, krupuk puli dari beras organik dan emping garut. Beras organik dikemas dalam kemasan 2 kg dan 5 kg berdasarkan varietasnya.
Dikesempatan yang lain Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno menyampaikan melalui Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Kediri Ir. Adi Suwignyo, MSi bahwa pertanian organik harus bisa dikembangkan di Kabupaten Kediri untuk menuju Kediri Sehat karena “Tubuh yang sehat berawal dari makanan yang sehat. Makanan yang sehat berasal dari bahan yang sehat. Hasil produk pertanian organik adalah bahan makanan yang sehat karena bebas dari cemaran bahan kimia. Dengan memberikan makanan sehat pada keluarga maka akan tercipta generasi yang sehat dan cerdas”.Selain Gubuk Lazaris sebagai kawasan pertanian organik, diwilayah Kabupaten Kediri terdapat 10 Kelompok Pioner Kampung Organik yang tersebar di sepuluh desa pada sepuluh kecamatan. Komoditas yang ditanam diantaranya sayuran, buah, padi dan kedelai.
Desa Besuk Kecamatan Gurah, Desa Babadan Kecamatan Ngancar, Desa Kerep Kecamatan Tarokan dan Desa Wonorejo Kecamatan Puncu komoditas tanaman adalah hortikultura sayur dan buah. Sedangkan Desa Kayunan Kecamatan Plosoklaten, Desa Papar Kecamatan Papar, Desa Pagu Kecamatan Pagu dan Desa Mekikis Kecamatan Purwoasri komoditas yang ditanam hortikultura sayur dan padi. Sementara itu Desa Bangsongan Kecamatan Kayen Kidul menanam hortikultura sayur, buah dan padi. Di Desa Sendang Kecamatan Banyakan menanam hortikultura sayur, buah, padi dan kedelai. Di sepuluh desa tersebut dalam rangka menuju pertanian organik memiliki sarana rumah kompos dan mini green house. Diharapkan kedepannya sebagian besar wilayah pertanian Kabupaten Kediri menerapkan pertanian organik demi mewujudkan Kediri Sehat. (gus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar