Rabu, 13 November 2013

Petilasan Sri Aji Joyoboyo Dan Sendang Tirtokamandanu.


Masyarakat Kediri sudah tentu tidak asing mendengar nama Prabu Jayabhaya , seorang Raja kerajaan Kediri yag dianggap sebagai titisan Sri Bathara wisnu, yang konon moksa di sekitar wilayah yang secara geografis masuk area  desa Menang, Kecamatan Pagu - Kab. Kediri. Nama besar Sri Aji Jayabhaya melekat di hati masyarakat dan petilasannya masih dikeramatkan  sampai sekarang ,hal ini bisa kita lihat tiap - tiap malam Jum'at Legi, Selasa Kliwon dan Jum'at Kliwon, apalagi saat malam 1 suro pada sistem kalender Jawa yang memiliki acara rutunitas menggelar upacara 1 suro pada sistem kalender Jawa tiap tahun.


Menurut berbagai cerita sumber yang berkembang , dahulunya petilasan Jayabhaya yang dulu tidaklah seperti sekarang dengan bangunan yang berbentuk kotak mirip benteng , namun hanya berupa gundugan tanah.
Menurut legenda yang ada, Joyoboyo tidak  meninggal tetapi Ia muksa yaitu menghilang bersama jasadnya. Masyarakat percaya moksanya Sang Prabu tersebut, karena sampai sekarang jasad Sang Prabu Sri Joyoboyo tidak ditemukan. Pamuksan Sri Aji Joyoboyo dipugar pada 22 Februari 1975 dan diresmikan pada 17 April 1976.
Lokasi Sendang Tirtokamandanu yang terletak tidak jauh dari Pamuksan Sri Aji Joyobhoyo merupakan sendang yang dipakai oleh Joyoboyo sebelum Ia muksa. Tirto berarti air dan kamandanu berarti kehidupan. Jadi Tirtokamandanu dapat diartikan sebagai air kehidupan. Dalam hal ini adalah hidup kembali menjadi seseorang yang suci. Masyarakat percaya air sendang tersebut mampu mensucikan. Oleh sebab itu, sebelum masyarakat berdoa meminta berkah mereka akan mandi di sendang terlebih dahulu. Sendang Tirtokamandanu dipugar pada tahun 1982. Pemugaran ini diprakarsai oleh Keluarga Besar Hondodenta, Keraton Jogjakarta, yang dikoordinir oleh Sri Sultan HamengkuBuwono VI. Dan yang menjadi juru kunci Sendang tirtokamandhanu saat ini  adalah Bapak Suratin  , dan dari Beliau saya mendapat banyak keterangan tentang Sedang Tirtokamandanu. Menurutnya sendang ini dulunya namanya TirtoNirmolo , dan yang menamakan Sendang Tirtokamandhanu adalah Eyang Bapa Plered dari Jogja.
Menurut keterangan pengunjung ,banyak fenomena Ghoib yang ia temui dan kejadian mistis yang ia alami. Di Area ini akan kita temui pula tempat - tempat yang dianggap keramat ; yaitu Keputren ( yang ada pohonnya Pule yang dikeramatkan juga ) dan ringin songo ( sembilan ).
Mengingat bahwa Joyoboyo adalah tokoh yang sakti, maka banyak masyarakat yang datang ke tempat ini  untuk meminta berkah. Tidak hanya terbatas pada warga sekitar saja tetapi juga masyarakat luar Kediri. Bahkan, menurut informasi, banyak juga para pejabat pemerintahan di negara ini yang ikut mengharap berkah. Terutama mereka yang sedang mengikuti ajang pemilihan sebagai kepala daerah tatkala datangnya pesta Demokrasi.
Bagi masyarakat, terdapat empat tempat yang dianggap sakral yaitu loka muksa, loka busana, loka makuta, dan sendang tirtokamandanu. Loka muksa dianggap sebagai tempat muksanya Prabu Joyoboyo. Loka busana merupakan tempat busana. Loka makuta berarti tempat mahkota. Sedangkan sendang tirtokamandanu merupakan pemandian yang digunakan oleh Joyoboyo sebelum Ia muksa. Dan selain petilasan Sri Aji Joyobhoyo  tidak jauh dari situ kita akan mendapatkan pula Petilasan Resi Mayangkoro , yang menurut keyakinan dan keterangan pengunjung adalah Hanoman  , namun mengenai Petilasan Resi Mayangkoro belumlah kami dapat keterangan banyak.
Dalam tiap tahunnya di tempat Petilasan Sri Aji Joyobhoyo ( baik Loka moksa , Loka Busana dan loka Makuta ) diadakan upacara adat 1 suro dalam sistem kalender Jawa. Upacara 1 suro pada tahun ini jatuh pada 5 november 2013, yang pengunjungnya sangat banyak dan memadati area Sendang Tirtokamandhanu dan Pamuksan Sri Aji Joyobhoyo( Hernowo )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar