Rabu, 13 November 2013

Demo: Tolak Hasil Pilkades Dan Usut Korupsi Di Blitar


Ratusan Demonstran yang terdiri atas masyarakat dan mahasiswa, selasa 12 november 2013 sekitar 10 menggelar demo di titik secara bergantian .Terkait  Pilkades  desa Penataran kecamatan Ngelok yang digelar 27 Oktaber lalu, diduga terjadi kecurangan dan dugaan penggunaan uang untuk pemenangan calon.Dari Taman Makam Pahlawan (TMP) demonstran begerak menuju kantor Pemkab Blitar.Di gerbang barat kantor Pemkab.masyarakat Penataran  yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Lereng Kelud ( AMLK ) dan mahasiswa menyuarakan aspirasinya “….TPS terjadi neng Kuburan, …TPS terjadi neng Hongkong,… TPS terjadi neng nglahir ke. …Orang meninggal nyoblos…. “  itulah yang di sampaikan Aris,dan pendemo lainya, menurutnya (mereka/pendemo-red) “… yang benar saja, bagaimana bisa orang yang sudah meninggal, orang yang  ada di luar negeri serta orang yang melahirkan bisa memberikan suara mereka dalam Pilkades 27 November kemarin”.
Masih menurut aliansi yang dikordinir  Septy Rofita itu,gelaran Pilkades diduga penuh rekayasa selain tidak transparan ,dugaan ini menguat setelah muncul indikasi pemalsuan tanda tangan anggota BPD,meski belum mendapat kejelasan mengenai hal tersebut, suara-suara itu setidaknya terdengar saat mereka mengadakan aksi .Mereka tegas meminta pelantikan kepala desa terpilh ditunda,serta mengajukan Pilkades ulang yang transparan dan sesuai peraturan,serta tatatertib Pilkades.Kepada pihak-pihak yang terkait kecurangan pada pelaksanaan Pilkades supaya diproses sesuai peraturan yang berlaku     Menanggapi tuntutan tersebut dari Pemkab Blitar  melalui  Suhendro Winarso merespon dan menerima     Kita akan tentukan bagaimana proporsi yang ada, sehingga harapan dari teman – teman ( demonstran-red ) serta aspirasi  bisa kita akomodasi dengan baik sehingga hasil  juga bisa sesuai dengan apa yang teman – teman inginkan. “ ujar Suhendro

Demo di depan pemkab Blitar (foto:yulies)  
 Setelah menyerahkan berkas – berkas terkait kecurangan Pilkades dan mendapat tanda terima dari pihak Pemkab Blitar. Para demonstran bergerak menuju Kantor Polres Kota Blitar,mereka mendesak agar Polresta Blitar segera mengusut tuntas kasus Dugaan Korupsi 1 milyar rupiah terkait Sertifikasi Tanah Redish di Dusun Gambar Anyar Desa  Sumbersari Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar  , di jelaskan bermodus memungut biaya sertifikat Redish berkisar 500 ribu hingga 3 juta rupiah atas  1192 bidang tanah, sejatinya sejumlah biaya terkait pengurusan tanah tersebut telah dibiayai APBN alias Gratis. Selain dugaan korupsi mereka juga menyuarakan tentang dugaan Penjualan Tanah Milik Negara Puluhan Hektar di Desa Sumbersari yang bernilai sekitar 1 milyar rupiah. Mereka ( demonstran-red ) menuntut  Polresta Blitar mengusut tuntas dan menyita hasil korupsi tersebut untuk membiayai pendidikan dan kesehatan masyarakat khususnya di  Nglegok
Polisi Siaga di Halaman Mapolresta Blitar(Foto: yulies)

Seperti dikatakan Sukirno warga Gambar Anyar “ sampai saat ini kurang lebih 2 tahun,  Cuma di janjikan dan janjikan saja. Di balik itu ada apa Bu sebanarnya “ tanya Sukirno kepada Kapolresta AKBP Yulia Agustin ST.Menjawab pertanyaan tersebut dengan santun Kapolresta Blitar AKBP Yulia Agustin ST menegaskan “ Untuk masalah tindak pidana korupsi ini pertama yang menangani adalah kabupaten kemudian karena ada perubahan kebijakan pimpinan yang berkaitan dengan wilayah hukum  kemudian pindah ke polres Blitar kota otomatis ini sudah memerlukan waktu . Kemudian yang perlu diketahui, untuk masalah korupsi itu tidak semudah kita menyelesaikan seperti kasus – kasus pidana biasa. Karena kita ada keterkaitan dengan pihak – pihak tertentu yaitu BPK, karena mereka yang bisa menentukan berapa kerugian negara yang di akibatkan dari tindakan korupsi tersebut, kalau hanya polisi saja tidak bisa. Karena dari bahan masukan tersebut ( BPK-red ) kita dapat menindak lanjuti. Perlu kita sampaikan bahwa keterkaitan inilah yang kadang – kadang menjadi kendala kita dalam menyelesaikan permasalahan korupsi. Karena juga kita melayani banyak orang banyak dan juga personil yang terbatas ". Jelasnya di depan para demonstran
.Setelah aspirasi mereka tersampaikan, kemudian para demonstran membubarkan diri secara tertib.(yulies)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar