Ratusan Demonstran yang terdiri atas masyarakat dan
mahasiswa, selasa 12 november 2013 sekitar 10 menggelar demo di titik secara
bergantian .Terkait Pilkades
desa Penataran kecamatan Ngelok yang digelar 27 Oktaber lalu, diduga
terjadi kecurangan dan dugaan penggunaan uang untuk pemenangan calon.Dari Taman
Makam Pahlawan (TMP) demonstran begerak menuju kantor Pemkab Blitar.Di gerbang
barat kantor Pemkab.masyarakat Penataran yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Lereng
Kelud ( AMLK ) dan mahasiswa menyuarakan aspirasinya “….TPS terjadi neng
Kuburan, …TPS terjadi neng Hongkong,… TPS terjadi neng nglahir ke. …Orang
meninggal nyoblos…. “ itulah yang di
sampaikan Aris,dan pendemo lainya, menurutnya (mereka/pendemo-red) “… yang
benar saja, bagaimana bisa orang yang sudah meninggal, orang yang ada di
luar negeri serta orang yang melahirkan bisa memberikan suara mereka dalam
Pilkades 27 November kemarin”.
Masih menurut aliansi yang dikordinir Septy Rofita itu,gelaran Pilkades diduga penuh
rekayasa selain tidak transparan ,dugaan ini menguat setelah muncul indikasi
pemalsuan tanda tangan anggota BPD,meski belum mendapat kejelasan mengenai hal
tersebut, suara-suara itu setidaknya terdengar saat mereka mengadakan aksi .Mereka
tegas meminta pelantikan kepala desa terpilh ditunda,serta mengajukan Pilkades
ulang yang transparan dan sesuai peraturan,serta tatatertib Pilkades.Kepada
pihak-pihak yang terkait kecurangan pada pelaksanaan Pilkades supaya diproses
sesuai peraturan yang berlaku Menanggapi tuntutan tersebut dari Pemkab
Blitar melalui Suhendro Winarso merespon dan menerima “ Kita akan tentukan bagaimana proporsi yang
ada, sehingga harapan dari teman – teman ( demonstran-red ) serta aspirasi bisa kita akomodasi dengan baik sehingga hasil
juga bisa sesuai dengan apa yang teman –
teman inginkan. “ ujar Suhendro
Demo di depan
pemkab Blitar (foto:yulies)
Setelah menyerahkan berkas – berkas terkait
kecurangan Pilkades dan mendapat tanda terima dari pihak Pemkab Blitar. Para
demonstran bergerak menuju Kantor Polres Kota Blitar,mereka mendesak agar
Polresta Blitar segera mengusut tuntas kasus Dugaan Korupsi 1 milyar rupiah
terkait Sertifikasi Tanah Redish di Dusun Gambar Anyar Desa Sumbersari
Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar , di
jelaskan bermodus memungut biaya sertifikat
Redish berkisar 500 ribu hingga 3 juta rupiah atas 1192 bidang tanah, sejatinya sejumlah biaya
terkait pengurusan tanah tersebut telah dibiayai APBN alias Gratis. Selain
dugaan korupsi mereka juga menyuarakan tentang dugaan Penjualan Tanah Milik
Negara Puluhan Hektar di Desa Sumbersari yang bernilai sekitar 1 milyar rupiah.
Mereka ( demonstran-red ) menuntut Polresta Blitar mengusut tuntas dan menyita
hasil korupsi tersebut untuk membiayai pendidikan dan kesehatan masyarakat
khususnya di Nglegok
Polisi Siaga di Halaman Mapolresta Blitar(Foto:
yulies)
Seperti
dikatakan Sukirno warga Gambar Anyar “ sampai saat ini kurang lebih 2 tahun, Cuma di janjikan dan janjikan saja. Di balik
itu ada apa Bu sebanarnya “ tanya Sukirno kepada Kapolresta AKBP Yulia
Agustin ST.Menjawab pertanyaan tersebut dengan santun Kapolresta Blitar AKBP
Yulia Agustin ST menegaskan “ Untuk masalah tindak pidana korupsi ini pertama
yang menangani adalah kabupaten kemudian karena ada perubahan kebijakan
pimpinan yang berkaitan dengan wilayah hukum kemudian pindah ke polres Blitar kota otomatis ini sudah memerlukan waktu . Kemudian yang
perlu diketahui, untuk masalah korupsi itu tidak semudah kita menyelesaikan
seperti kasus – kasus pidana biasa. Karena kita ada keterkaitan dengan pihak –
pihak tertentu yaitu BPK, karena mereka yang bisa menentukan berapa kerugian
negara yang di akibatkan dari tindakan korupsi tersebut, kalau hanya polisi
saja tidak bisa. Karena dari bahan masukan tersebut ( BPK-red ) kita dapat
menindak lanjuti. Perlu kita sampaikan bahwa keterkaitan inilah yang kadang –
kadang menjadi kendala kita dalam menyelesaikan permasalahan korupsi. Karena
juga kita melayani banyak orang banyak dan juga personil yang terbatas ".
Jelasnya di depan para demonstran
.Setelah aspirasi mereka
tersampaikan, kemudian para demonstran membubarkan diri secara tertib.(yulies)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar