Tim Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, melakukan pendataan untuk
mengetahui dengan pasti kerugian akibat terjangan angin puting beliung yang
terjadi di daerah itu, dan melakukan langkah evakuasi.
" Kami masih turunkan relawan, tim reaksi cepat BPBD Nganjuk untuk membantu evakuasi, pembersihan di lokasi bencana, " kata Sekretaris BPBD Kabupaten Nganjuk Agus Irianto di Nganjuk, .Ia mengatakan BPBD sebenarnya sudah terjun ke lokasi bencana yang terjadi pada Senin 11Nopember lalu, namun karena saat itu sudah malam belum bisa melakukan evakuasi lebih lanjut.
" Kami masih turunkan relawan, tim reaksi cepat BPBD Nganjuk untuk membantu evakuasi, pembersihan di lokasi bencana, " kata Sekretaris BPBD Kabupaten Nganjuk Agus Irianto di Nganjuk, .Ia mengatakan BPBD sebenarnya sudah terjun ke lokasi bencana yang terjadi pada Senin 11Nopember lalu, namun karena saat itu sudah malam belum bisa melakukan evakuasi lebih lanjut.
Saat itu, tim hanya memberikan bantuan berupa makanan siap saji ke warga yang menjadi korban amukan angin puting beliung, sementara untuk membantu evakuasi baru dilakukan pada hari ini.Angin puting beliuang menerjang empat kecamatan di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, mengakibatkan ratusan rumah rusak baik berat ataupun ringan, yaitu di Kecamatan Kota, Berbek, Ngetos, serta Tanjunganom. Ratusan rumah rusak ringan dan berat, bahkan dua orang meninggal dunia.(suyut sumber antjatim)
Korban Peluru "Nyasar" di Jombang
Fernando Biantoro Utomo (17) warga Kelurahan
Sidokumpul, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur menjadi korban peluru "nyasar".Peluru
itu diduga berasal dari senjata milik anggota Kepolisian Sektor Kesamben,
Kabupaten Jombang, yang saat itu sedang melakukan razia balap liar di sekitar daerah
tersebut.
Sutomo (47) ayah Korban mengatakan, saat itu anaknya dengan sejumlah rekannya sedang menonton atraksi balap di jalan kawasan Jombang-Mojokerto, tepatnya di sebuah jalan tol yang hendak dibangun. Di tempat itu, berkumpul remaja yang mengadakan balapan pada Sabtu petang 9 Nopember lalu."Anak saya menonton balap dengan teman-temannya, dan sekitar pukul 18.30 , dibubarkan oleh anggota Polsek Kesamben, dan mereka menembakkan senjata (membubarkan balapan)," katanya ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara, Kediri, tempat Fernando dirawat.
masih menurut Sotomo, saat itu anaknya juga langsung meninggalkan lokasi, namun karena badannnya tambun, Fernando akhirnya berjalan. Secara tiba-tiba, anaknya merasa nyeri di bagian pantat dan ketika dilihat ternyata banyak darah yang keluar.Sejumlah warga, kata dia, yang saat itu ada di lokasi menolongnya. Mereka juga meminta bantuan dari anggota yang saat itu masih ada di lokasi dan membawanya ke RSUD Jombang, namun petugas medis di sana terkendala dengan alat, sehingga dirujuk ke RS Bhayangkara, Kediri.Dia meneruskan saat itu sedang tidak ada di rumah, dan ketika dihubungi yang mengangkat telephon adalah istrinya. Petugas hanya mengatakan, anaknya mengalami kecelakaan, sehingga keluarga diminta datang ke RSUD Jombang.
"Karena terbatas (alat), anak saya dirujuk ke RS Bhayangkara Kediri dan dini hari dilakukan operasi. Ada satu proyektil diangkat dari pantat," ungkapnya.
Keluarga, kata dia, menyayangkan dengan insiden tersebut. Keluarga meminta, agar masalah tersebut diproses sesuai dengan hukum yang ada di kepolisian." Keluarga minta diproses sesuai hukum yang berlaku, dan anak saya bisa sembuh kembali," ucapnya, berharap.( De Ariani)
Sutomo (47) ayah Korban mengatakan, saat itu anaknya dengan sejumlah rekannya sedang menonton atraksi balap di jalan kawasan Jombang-Mojokerto, tepatnya di sebuah jalan tol yang hendak dibangun. Di tempat itu, berkumpul remaja yang mengadakan balapan pada Sabtu petang 9 Nopember lalu."Anak saya menonton balap dengan teman-temannya, dan sekitar pukul 18.30 , dibubarkan oleh anggota Polsek Kesamben, dan mereka menembakkan senjata (membubarkan balapan)," katanya ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara, Kediri, tempat Fernando dirawat.
masih menurut Sotomo, saat itu anaknya juga langsung meninggalkan lokasi, namun karena badannnya tambun, Fernando akhirnya berjalan. Secara tiba-tiba, anaknya merasa nyeri di bagian pantat dan ketika dilihat ternyata banyak darah yang keluar.Sejumlah warga, kata dia, yang saat itu ada di lokasi menolongnya. Mereka juga meminta bantuan dari anggota yang saat itu masih ada di lokasi dan membawanya ke RSUD Jombang, namun petugas medis di sana terkendala dengan alat, sehingga dirujuk ke RS Bhayangkara, Kediri.Dia meneruskan saat itu sedang tidak ada di rumah, dan ketika dihubungi yang mengangkat telephon adalah istrinya. Petugas hanya mengatakan, anaknya mengalami kecelakaan, sehingga keluarga diminta datang ke RSUD Jombang.
"Karena terbatas (alat), anak saya dirujuk ke RS Bhayangkara Kediri dan dini hari dilakukan operasi. Ada satu proyektil diangkat dari pantat," ungkapnya.
Keluarga, kata dia, menyayangkan dengan insiden tersebut. Keluarga meminta, agar masalah tersebut diproses sesuai dengan hukum yang ada di kepolisian." Keluarga minta diproses sesuai hukum yang berlaku, dan anak saya bisa sembuh kembali," ucapnya, berharap.( De Ariani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar