Forum Indonesia - Namanya Yeri. Usianya 27 tahun. Meski hanya berpenghasilan Rp 350.000, Yeri setia mengabdikan diri sebagai guru TK. Putri
pasangan Anda (69) dan Heti (64) ini sudah delapan tahun menjadi guru
di TK Pertiwi Bojong Loa, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.
Sejak
lulus dari SMA pada tahun 2006, dia memang berkeinginan untuk menjadi
guru TK. Akhirnya, pada tahun 2007, dia mengabdikan dirinya menjadi
seorang guru di TK Pertiwi Bojong Loa.
Menurut Yeri, keinginannya
menjadi seorang guru TK itu bukan didasari tanpa alasan. Baginya,
anak-anak kecil adalah makhluk yang lucu dan menggemaskan.
Tak peduli seberapa nakalnya mereka, bagi dia, anak kecil adalah anugerah Tuhan yang harus selalu dibimbing dan disayangi.
"Abis dari lulus SMA 2006, saya memang pengin ngajar
di TK karena memang saya suka sama anak-anak kecil. Mereka perlu
dibimbing dan diberikan kasih sayang," kata Yeri, Rabu (4/3/2015).
Yeri
tinggal di rumah yang tidak layak huni. Sebagian rumahnya telah menyatu
dengan tanah, dan sebagian lagi juga terlihat sudah hampir ambruk.
Atap-atap
rumah yang seharusnya menjadi pelindung teriknya matahari dan hujan
juga banyak berlubang. Kayu-kayu penyangga rumahnya juga telah keropos.
Yeri
mengaku tak punya cukup uang untuk memperbaiki rumahnya. Penghasilannya
sebagai guru TK hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk
membagi sebagian rezeki hasil keringatnya kepada sang ibu.
sumber : Kompas
Senin, 09 Maret 2015
Jumat, 06 Maret 2015
Limbah Jadi Duit
Forum Indonesia Jombang - Desa Seketi yang terletak di Kecamatan Mojoagung, jauh dari
keramaian karena letaknya yang terpencil berbatasan dengan desa Curah Malang kecamatan Sumobito, timur Kecamatan
Trowulan Mojokerto.
Desa
yang berpenduduk kurang lebih 1.803 jiwa itu semua warganya hidup damai dan
tenang. Sepintas kalau kita melewati desa Seketi, di sepanjang jalan desa
disebelah kanan dan kiri menumpuk sampah yang kalau orang tidak tahu seperti
sampah pada umumnya dan mengganggu . Sejatinya tumpukan sampah itu plastic
merupakan bahan yang akan di daur ulang menjadi barang yang bernilai jual tinggi dan
itulah pekerjaan masyarakat desa Seketi, mendaur ulang plastik.
Tidak
main-main bahkan sampah yang didaur
ulang didatangkan dari berbagai daerah seperti Bali, Madura, Kalimantan,
Surabaya dan daerah timur lainnya.
Selain dari daerah sekitar desa seketi
sendiri.
Setidaknya
ada lima pengusaha daur ulang sampah plastic yang dikategorikan besar di desa Seketi, salah
satunya adalah Rukan 48 tahun yang merupakan Sekretaris desa setempat . Ditemui
di kantornya, Sekdes Seketi
mengatakan,”semua penduduk sini ya semuanya bekerja mas, mendaur ulang barang bekas dari plastik, dan
ada yang sistem borongan, dan ada yang sistem harian.” Katanya, “lumayan lo mas penghasilan ibu-ibu disini rata-rata
250-500 ribu satu minggu.” Imbuhnya. Ayo mas kita lihat tempat pengolahannya. Rukan
yang memulai usahanya sekitar 17 tahun lalu merupakan salah satu dari lima pengusaha besar, dia punya 2 tempat gudang dan sekaligus
pengolahan/ peleburan plastik, ada sekitar 60 karyawan yang setiap hari
membantunya. Ditanya tentang omset perbulan, pak Sekdes menyatakan, “ya, kalau
dihitung rata-rata perbulan bisa menghasilkan uang 360 juta, mas.”
Ditanya
lebih lanjut, ternyata plastik-plastik yang di daur ulang tersebut nantinya
dikirim ke Surabaya dan Tangerang. Untuk bahan timba, bak, atau bahkan dasbhord (bagian depan) sepeda motor, tergantung bagus tidaknya bahan.
Alhasil, ditangan Sekdes Seketi dan
beberapa pengusaha lainnya, ternyata kelihatannya sampah ternyata bisa menjadi
berkah dan untuk mata pencaharian warga Seketi. Ini bisa jadi contoh untuk kita
yang harus bisa menangkap kesempatan dan berusaha kreatif, agar menjadi
pengusaha di perusahaan sendiri (irfan)
Minggu, 19 Oktober 2014
Transparasi,Desa Wringin Anom Tingkatkan Pelayanan Publik
Situbondo Forum Indonesia -
Melalui ADD tahun 2014 Desa Wringin Anom Kecamatan Panarukan melaksanakan
pembangunan di berbagai bidang, dengan menerapkan
prinsip transparasi sesuai aspirasi masyarakat. Hal ini akan berdampak kepada
kreatifitas dan optimalisasi kinerja perangkat desa. Sehingga dapat menjadi
pelayanan yang baik bagi masyarakat.
Kepala
Desa Wringin Anom Kecamatan Panarukan, Akhmat mengatakan bahwa melalui ADD
berbagai bentuk pembangunan fisik dilaksanakan sesuai keinginan warga dan
keputusan masyarakat dan keputusan musyawarah desa, namun mempertimbangkan
segala prioritas. Pada tahun berikutnya diharapkan ADD semakin meningkat,
mengingat pelaksanaan tahap kedua berjalan lancar dan kondusif, karena adanya
sinergitas atau kerjasama yang ada di desa meliputi LPMD, BPD dan Pemerintah
Desa serta PKK yang dipandu langsung oleh Ibu Kades.
Partisipasi masyarakat
tinggi yang di buktikan melalui tingkat
kehadiran pada saat musyawarah desa, serta dalam tahap pelaksanaan, masyarakat
banyak yang bekerja bakti.
Semua di dasari kesadaran
yang sama bahwa rehab kantor desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
secara luas. (gus/adv)
HUT Jatim ke- 69 , The Sunrise Of Java,Kian Jaya
Banyuwangi Forum Indonesia – Peringatan Hari Jadi ke-69 Provinsi Jawa Timur menjadi
kado tersendiri bagi Kabupaten Banyuwangi. Kabupaten berjuluk The Sunrise of
Java ini berhasil memboyong empat penghargaan sekaligus dari Gubernur Jatim
Soekarwo.
Keempat penghargaan tingkat regional
itu adalah juara I Penanaman Satu Miliar pohon, Juara 3 tertib pemanfaatan
jalan, perpustakaan inovatif, dan kabupaten sehat di Jawa Timur. Penghargaan
itu diserahkan langsung Gubernur Jawa Timur Soekarwo kepada Bupati Banyuwangi
Abdullah Azwar Anas, saat Puncak Peringatan HUT Provinsi Jatim yang digelar di
Gedung Negara Grahadi Surabaya,pada 12 Oktober lalu .
Mendapat banyak penghargaan Bupati
Anas mengaku sangat senang. "Ini hasil kerja seluruh rakyat dan saya
persembahkan untuk rakyat Banyuwangi. Selain itu menunjukkan bahwa sejumlah
sektor pembangunan telah menjadi perhatian kami dengan seksama dan direspon
positif oleh masyarakat. Mulai dari infrastruktur pemanfaatan jalan, bidang
lingkungan, pendidikan dengan dukungan perpustakaannya, hingga kesehatan yang
menjadi kebutuhan dasar rakyat. Sekali lagi terima kasih kepada seluruh
masyarakat Banyuwangi atas dukungannya,” kata Bupati Anas usai menerima
penghargaan.Secara khusus Anas menjelaskan keberhasilan menjadi jawara dalam
penanaman satu miliar pohon karena adanya komitmen pemkab Banyuwangi yang ingin
terus membangun dengan konsep Sustainable Development. Lewat Gerakan
Sedekah Oksigen, pemkab dan masyarakat Banyuwangi bertekad menjadikan
Banyuwangi yang lebih hijau, asri, dan nyaman sebagai tempat tinggal.“Penghargaan
di bidang lingkungan ini bukan tujuan akhir dari sebuah program pembangunan.
Justru ini kami jadikan motivasi untuk mewujudkan Banyuwangi yang lebih hijau,
sebuah daerah yang punya visi pembangunan berkelanjutan. Di antaranya melalui
program inovasi kami Sedekah Oksigen, dan penanaman kembali sejumlah lahan
kritis," kata Anas.
Sedekah Oksigen adalah gerakan untuk
meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Pemkab Banyuwangi memulai dengan
langkah yang paling mudah dan sederhana. Mulai dari setiap PNS minimal membawa
satu tanaman di kantor, kalau naik pangkat wajib menyumbang dua pohon, orang
bercerai harus sumbang tujuh pohon, hingga melibatkan para tokoh agama. Para
tokoh lintas agama di Banyuwangi berkomitmen di setiap materi khutbahnya menyisipkan
ayat-ayat dari kitab sucinya yang menganjurkan menjaga lingkungan
sekitar.Pembangunan taman dan ruang terbuka hijau pun dilakukan secara masif.
Pengembang perumahan wajib menyediakan space untuk kawasan hijau minim
30 persen. Pemkab pun dalam membangun gedung mengedepankan konsep green
building. “Kami bahkan tengah membangun green airportí, yang pertama
di Indonesia,” ujar Anas.
Sementara itu, Kepala Dinas
Pertanian, Kehutanan,dan Perkebunan Banyuwangi Ikhrori Hudanto mengatakan saat
ini Banyuwangi telah menanam 24 juta pohon di seluruh kawasan. Mulai dari
jenis pohon kehutanan seperti sengon, trembesi, mahoni, juga ada jenis
hortikultura tanaman keras seperti durian, jeruk, hingga manggis."Itu
semua ada yang dari swadaya masyarakat, juga ada yang CSR. Pemkab sendiri telah
mengucurkan 40 ribu bibit di seluruh pedesaan. Kami juga secara kontinu
menanami pinggir-pinggir sungai dan daerah mata air dengan tanaman,” jelas
Ikhrori.Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Banyuwangi sendiri tahun ini
memperoleh predikat sebagai Perpustakaan Umum Inovatif Tahun 2014. Ini
diperoleh lantaran inovasi lewat perpustakaan keliling roda duanya dianggap
mampu meningkatkan minat baca masyarakat. Armada perpus mobile roda dua
ini ada 32 motor yang tersebar di seluruh kecamatan Banyuwangi.
Sementara Gubernur Jawa Timur
Soekarwo, memberikan apreasi yang setinggi-tingginya kepada Banyuwangi yang
terus berbenah. Apa yang dicapai Banyuwangi bisa dijadikan contoh
kabupaten-kabupaten lainnya,"kata Pakde Karwo.HUT Jatim yang ke - 69 yang
digelar pagi itu berlangsung marak. Sejumlah atraksi kesenian dari beberapa
daearah di Jatim ditampilkan. Di akhir gelaran, Bupati Anas sempat surprise
saat lagu Ulan Andhung-andung dilantunkan merdu oleh paduan suara. (Edi//Hms
Prtkl)
TPAP Dihapus
Blitar Forum Indonesia
- Mulai tahun 2015 mendatang Pemkab. Blitar tidak lagi mengalokasikan anggaran
untuk pemberian Tunjangan Perangkat Aparatur Pemerintah Desa (TPAPD). Dengan
kata lain mulai tahun depan, ribuan Perangkat di Kab. Blitar tidak menerima
tunjangan yang sebelumnya diberikan setiap tahun itu.
Hal ini sesuai dengan amanat UU No 6
Tahun 2014 tentang Desa, dimana UU tersebut mengatur skema penghasilan tetap
pada perangkat yang didanai oleh pusat bukan lagi oleh daerah. Namun selain
TPAPD, Perangkat Desa juga tidak akan menerima penghasilan dari pengelolaan
tanah bengkok, yang selama ini menjadi fasilitas pemerintah yang diberikan
kepada mereka. Diungkapkan Kepala Bapemas Kabupaten Blitar Joni Setiawan,
pemberlakuan UU No. 6 Tahun 2014, selain membawa konsekuensi dihapuskannya
TPAPD juga berdampak pada hilangnya hak perangkat untuk memperoleh penghasilan
dari tanah bengkok. Mengingat sesuai ketentuan UU tersebut tidak memperbolehkan
ada duplikasi penggajian yang diterima perangkat. Sehingga penghasilan yang
diterima tiap perangkat nantinya murni diambilkan dari dana pemerintah pusat
yang dialokasikan melalui program Desa, seperti ADD. Terlebih jika dihitung
secara nominal, nilai yang diterima perangkat desa nantinya lebih besar jika
dibandingkan TPAPD. Sementara secara teknis belum dapat dipastikan bagaimana
implementasi sistem penggajian perangkat yang baru tersebut, namun menurut Joni
tunjangan/penghasilan perangkat dan Kepala Desa nantinya akan diambilkan dari
50 persen/separuh ADD yang diterima Desa.
Terkait penghasilan bagi perangkat tersebut
Pemkab. Blitar akan mengaturnya dalam sebuah PERDA, namun bagaimana teknis
pelaksanaanya yang akan dituangkan dalam PERDA, Pemkab. Blitar masih harus
menunggu terbitnya Permendagri .Seperti diketahui Sejak tahun 2001 Pemkab. Blitar terus
mengalokasikan anggaran untuk Tunjangan Perangkat Aparatur Pemerintah Desa
(TPAPD). Tidak terkecuali tahun ini,
dalam APBD pemerintah mengucurkan anggaran mencapai 17 miliar lebih untuk sekitar 4000 Perangkat
dan Kepala Desa ( Ali Afandi Sumber :irma )
Langganan:
Postingan (Atom)