Senin, 09 Maret 2015

Kisah Guru TK Bergaji 350.000 dan Tinggal di Rumah Reyot

Forum Indonesia - Namanya Yeri. Usianya 27 tahun. Meski hanya berpenghasilan Rp 350.000, Yeri setia mengabdikan diri sebagai guru TK. Putri pasangan Anda (69) dan Heti (64) ini sudah delapan tahun menjadi guru di TK Pertiwi Bojong Loa, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.

Sejak lulus dari SMA pada tahun 2006, dia memang berkeinginan untuk menjadi guru TK. Akhirnya, pada tahun 2007, dia mengabdikan dirinya menjadi seorang guru di TK Pertiwi Bojong Loa.

Menurut Yeri, keinginannya menjadi seorang guru TK itu bukan didasari tanpa alasan. Baginya, anak-anak kecil adalah makhluk yang lucu dan menggemaskan.

Tak peduli seberapa nakalnya mereka, bagi dia, anak kecil adalah anugerah Tuhan yang harus selalu dibimbing dan disayangi.

"Abis dari lulus SMA 2006, saya memang pengin ngajar di TK karena memang saya suka sama anak-anak kecil. Mereka perlu dibimbing dan diberikan kasih sayang," kata Yeri, Rabu (4/3/2015).

Yeri tinggal di rumah yang tidak layak huni. Sebagian rumahnya telah menyatu dengan tanah, dan sebagian lagi juga terlihat sudah hampir ambruk.

Atap-atap rumah yang seharusnya menjadi pelindung teriknya matahari dan hujan juga banyak berlubang. Kayu-kayu penyangga rumahnya juga telah keropos.

Yeri mengaku tak punya cukup uang untuk memperbaiki rumahnya. Penghasilannya sebagai guru TK hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk membagi sebagian rezeki hasil keringatnya kepada sang ibu.

sumber : Kompas

Jumat, 06 Maret 2015

Limbah Jadi Duit




Forum Indonesia Jombang - Desa Seketi yang terletak di Kecamatan Mojoagung, jauh dari keramaian karena letaknya yang terpencil  berbatasan dengan desa Curah   Malang kecamatan Sumobito, timur Kecamatan Trowulan Mojokerto.

Desa yang berpenduduk kurang lebih 1.803 jiwa itu semua warganya hidup damai dan tenang. Sepintas kalau kita melewati desa Seketi, di sepanjang jalan desa disebelah kanan dan kiri menumpuk sampah yang kalau orang tidak tahu seperti sampah pada umumnya dan mengganggu . Sejatinya tumpukan sampah itu plastic merupakan bahan yang akan di daur ulang  menjadi barang yang bernilai jual tinggi dan itulah pekerjaan masyarakat desa Seketi, mendaur ulang plastik.
Tidak main-main bahkan sampah yang didaur ulang didatangkan dari berbagai daerah seperti Bali, Madura, Kalimantan, Surabaya dan daerah timur lainnya. Selain dari daerah  sekitar desa seketi sendiri.
Setidaknya ada lima pengusaha daur ulang sampah plastic  yang dikategorikan besar di desa Seketi, salah satunya adalah Rukan 48 tahun yang merupakan Sekretaris desa setempat  . Ditemui  di kantornya, Sekdes Seketi mengatakan,”semua penduduk sini ya semuanya bekerja mas,  mendaur ulang barang bekas dari plastik, dan ada yang sistem borongan, dan ada yang sistem harian.” Katanya, “lumayan  lo mas penghasilan ibu-ibu disini rata-rata 250-500 ribu satu minggu.” Imbuhnya. Ayo mas kita lihat tempat pengolahannya. Rukan yang memulai usahanya sekitar 17 tahun lalu  merupakan salah satu dari lima pengusaha  besar, dia punya 2 tempat gudang dan sekaligus pengolahan/ peleburan plastik, ada sekitar 60 karyawan yang setiap hari membantunya. Ditanya tentang omset perbulan, pak Sekdes menyatakan, “ya, kalau dihitung rata-rata perbulan bisa menghasilkan uang 360 juta,  mas.”
Ditanya lebih lanjut, ternyata plastik-plastik yang di daur ulang tersebut nantinya dikirim ke Surabaya dan Tangerang. Untuk bahan timba, bak, atau bahkan dasbhord (bagian depan) sepeda motor, tergantung bagus tidaknya bahan. Alhasil, ditangan  Sekdes Seketi dan beberapa pengusaha lainnya, ternyata kelihatannya sampah ternyata bisa menjadi berkah dan untuk mata pencaharian warga Seketi. Ini bisa jadi contoh untuk kita yang harus bisa menangkap kesempatan dan berusaha kreatif, agar menjadi pengusaha di perusahaan sendiri (irfan)