Minggu, 19 Oktober 2014

Transparasi,Desa Wringin Anom Tingkatkan Pelayanan Publik



Situbondo Forum Indonesia - Melalui ADD tahun 2014 Desa Wringin Anom Kecamatan Panarukan melaksanakan pembangunan di berbagai bidang, dengan menerapkan prinsip transparasi sesuai aspirasi masyarakat. Hal ini akan berdampak kepada kreatifitas dan optimalisasi kinerja perangkat desa. Sehingga dapat menjadi pelayanan yang baik bagi masyarakat.
Kepala Desa Wringin Anom Kecamatan Panarukan, Akhmat mengatakan bahwa melalui ADD berbagai bentuk pembangunan fisik dilaksanakan sesuai keinginan warga dan keputusan masyarakat dan keputusan musyawarah desa, namun mempertimbangkan segala prioritas. Pada tahun berikutnya diharapkan ADD semakin meningkat, mengingat pelaksanaan tahap kedua berjalan lancar dan kondusif, karena adanya sinergitas atau kerjasama yang ada di desa meliputi LPMD, BPD dan Pemerintah Desa serta PKK yang dipandu langsung oleh Ibu Kades.
Partisipasi masyarakat tinggi yang  di buktikan melalui tingkat kehadiran pada saat musyawarah desa, serta dalam tahap pelaksanaan, masyarakat banyak yang bekerja bakti.
Semua di dasari kesadaran yang sama bahwa rehab kantor desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas. (gus/adv)

HUT Jatim ke- 69 , The Sunrise Of Java,Kian Jaya



Banyuwangi Forum Indonesia – Peringatan Hari Jadi ke-69 Provinsi Jawa Timur menjadi kado tersendiri bagi Kabupaten Banyuwangi. Kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini berhasil memboyong empat penghargaan sekaligus dari Gubernur Jatim Soekarwo.
Keempat penghargaan tingkat regional itu adalah juara I Penanaman Satu Miliar pohon, Juara 3 tertib pemanfaatan jalan, perpustakaan inovatif, dan kabupaten sehat di Jawa Timur. Penghargaan itu diserahkan langsung Gubernur Jawa Timur Soekarwo kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, saat Puncak Peringatan HUT Provinsi Jatim yang digelar di Gedung Negara Grahadi Surabaya,pada 12 Oktober lalu .
Mendapat banyak penghargaan Bupati Anas mengaku sangat senang. "Ini hasil kerja seluruh rakyat dan saya persembahkan untuk rakyat Banyuwangi. Selain itu menunjukkan bahwa sejumlah sektor pembangunan telah menjadi perhatian kami dengan seksama dan direspon positif oleh masyarakat. Mulai dari infrastruktur pemanfaatan jalan, bidang lingkungan, pendidikan dengan dukungan perpustakaannya, hingga kesehatan yang menjadi kebutuhan dasar rakyat. Sekali lagi terima kasih kepada seluruh masyarakat Banyuwangi atas dukungannya,” kata Bupati Anas usai menerima penghargaan.Secara khusus Anas menjelaskan keberhasilan menjadi jawara dalam penanaman satu miliar pohon karena adanya komitmen pemkab Banyuwangi yang ingin terus membangun dengan konsep Sustainable Development. Lewat Gerakan Sedekah Oksigen, pemkab dan masyarakat Banyuwangi bertekad menjadikan Banyuwangi yang lebih hijau, asri, dan nyaman sebagai tempat tinggal.“Penghargaan di bidang lingkungan ini bukan tujuan akhir dari sebuah program pembangunan. Justru ini kami jadikan motivasi untuk mewujudkan Banyuwangi yang lebih hijau, sebuah daerah yang punya visi pembangunan berkelanjutan. Di antaranya melalui program inovasi kami Sedekah Oksigen, dan penanaman kembali sejumlah lahan kritis," kata Anas.
Sedekah Oksigen adalah gerakan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Pemkab Banyuwangi memulai dengan langkah yang paling mudah dan sederhana. Mulai dari setiap PNS minimal membawa satu tanaman di kantor, kalau naik pangkat wajib menyumbang dua pohon, orang bercerai harus sumbang tujuh pohon, hingga melibatkan para tokoh agama. Para tokoh lintas agama di Banyuwangi berkomitmen di setiap materi khutbahnya menyisipkan ayat-ayat dari kitab sucinya yang menganjurkan menjaga lingkungan sekitar.Pembangunan taman dan ruang terbuka hijau pun dilakukan secara masif. Pengembang perumahan wajib menyediakan space untuk kawasan hijau minim 30 persen. Pemkab pun dalam membangun gedung mengedepankan konsep green building. “Kami bahkan tengah membangun green airportí, yang pertama di Indonesia,” ujar Anas.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan,dan Perkebunan Banyuwangi Ikhrori Hudanto mengatakan saat ini Banyuwangi telah menanam 24 juta pohon di seluruh kawasan. Mulai dari jenis pohon kehutanan seperti sengon, trembesi, mahoni, juga ada jenis hortikultura tanaman keras seperti durian, jeruk, hingga manggis."Itu semua ada yang dari swadaya masyarakat, juga ada yang CSR. Pemkab sendiri telah mengucurkan 40 ribu bibit di seluruh pedesaan. Kami juga secara kontinu menanami pinggir-pinggir sungai dan daerah mata air dengan tanaman,” jelas Ikhrori.Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Banyuwangi sendiri tahun ini memperoleh predikat sebagai Perpustakaan Umum Inovatif Tahun 2014. Ini diperoleh lantaran inovasi lewat perpustakaan keliling roda duanya dianggap mampu meningkatkan minat baca masyarakat. Armada perpus mobile roda dua ini ada 32 motor yang tersebar di seluruh kecamatan Banyuwangi.
Sementara Gubernur Jawa Timur Soekarwo, memberikan apreasi yang setinggi-tingginya kepada Banyuwangi yang terus berbenah. Apa yang dicapai Banyuwangi bisa dijadikan contoh kabupaten-kabupaten lainnya,"kata Pakde Karwo.HUT Jatim yang ke - 69 yang digelar pagi itu berlangsung marak. Sejumlah atraksi kesenian dari beberapa daearah di Jatim ditampilkan. Di akhir gelaran, Bupati Anas sempat surprise saat lagu Ulan Andhung-andung dilantunkan merdu oleh paduan suara. (Edi//Hms Prtkl) 

TPAP Dihapus



Blitar Forum Indonesia - Mulai tahun 2015 mendatang Pemkab. Blitar tidak lagi mengalokasikan anggaran untuk pemberian Tunjangan Perangkat Aparatur Pemerintah Desa (TPAPD). Dengan kata lain mulai tahun depan, ribuan Perangkat di Kab. Blitar tidak menerima tunjangan yang sebelumnya diberikan setiap tahun itu.
Hal ini sesuai dengan amanat UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa, dimana UU tersebut mengatur skema penghasilan tetap pada perangkat yang didanai oleh pusat bukan lagi oleh daerah. Namun selain TPAPD, Perangkat Desa juga tidak akan menerima penghasilan dari pengelolaan tanah bengkok, yang selama ini menjadi fasilitas pemerintah yang diberikan kepada mereka. Diungkapkan Kepala Bapemas Kabupaten Blitar Joni Setiawan, pemberlakuan UU No. 6 Tahun 2014, selain membawa konsekuensi dihapuskannya TPAPD juga berdampak pada hilangnya hak perangkat untuk memperoleh penghasilan dari tanah bengkok. Mengingat sesuai ketentuan UU tersebut tidak memperbolehkan ada duplikasi penggajian yang diterima perangkat. Sehingga penghasilan yang diterima tiap perangkat nantinya murni diambilkan dari dana pemerintah pusat yang dialokasikan melalui program Desa, seperti ADD. Terlebih jika dihitung secara nominal, nilai yang diterima perangkat desa nantinya lebih besar jika dibandingkan TPAPD. Sementara secara teknis belum dapat dipastikan bagaimana implementasi sistem penggajian perangkat yang baru tersebut, namun menurut Joni tunjangan/penghasilan perangkat dan Kepala Desa nantinya akan diambilkan dari 50 persen/separuh ADD yang diterima Desa.
 Terkait penghasilan bagi perangkat tersebut Pemkab. Blitar akan mengaturnya dalam sebuah PERDA, namun bagaimana teknis pelaksanaanya yang akan dituangkan dalam PERDA, Pemkab. Blitar masih harus menunggu terbitnya Permendagri .Seperti diketahui  Sejak tahun 2001 Pemkab. Blitar terus mengalokasikan anggaran untuk Tunjangan Perangkat Aparatur Pemerintah Desa (TPAPD). Tidak terkecuali tahun ini,  dalam APBD pemerintah mengucurkan anggaran mencapai  17 miliar lebih untuk sekitar 4000 Perangkat dan Kepala Desa ( Ali Afandi Sumber :irma )